Ibu Hasma adalah contoh petani yang tidak hanya bekerja keras dalam mengolah sawah, tetapi juga memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Dengan menunaikan zakat pertanian setiap kali selesai panen, beliau berkomitmen untuk ikut berkontribusi dalam memajukan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Keputusan ini didorong oleh keyakinan bahwa zakat tidak hanya membersihkan hasil panen dari sisi agama, tetapi juga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat yang membutuhkan.

Menurut Ibu Hasma, zakat adalah cara untuk memperkuat ikatan sosial antar anggota masyarakat, khususnya di kalangan petani. Dengan berzakat, ia merasa menjadi bagian dari gerakan sosial yang lebih besar, yang bertujuan membantu meringankan beban sesama. Melalui BAZNAS Kota Palopo, Ibu Hasma berharap zakat yang disalurkannya dapat membantu para fakir miskin, anak yatim, dan mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan, sehingga dapat menjalani kehidupan yang lebih layak.

Kepatuhan Ibu Hasma dalam menunaikan zakat telah memberikan inspirasi bagi para petani lain di lingkungannya. Banyak yang mulai memahami bahwa zakat pertanian bukan hanya kewajiban agama, tetapi juga cara untuk berbagi kebahagiaan dari hasil jerih payah mereka. Bagi Ibu Hasma, zakat adalah bagian penting dari perjalanan hidup sebagai seorang petani dengan bersyukur atas rezeki yang didapat, beliau yakin bahwa berkah rezekinya akan selalu berlipat ganda. 

Sumarsono, perwakilan dari BAZNAS Kota Palopo, menyampaikan apresiasi dan rasa bangga terhadap Ibu Hasma. Ia menilai bahwa dedikasi Ibu Hasma dalam menunaikan zakat pertanian dapat menjadi contoh bagi petani lain. Dengan kepedulian yang tinggi dan pemahaman mendalam tentang pentingnya zakat, Ibu Hasma tidak hanya menjaga kesejahteraan keluarganya tetapi juga turut menjaga keseimbangan dan ketentraman sosial dalam masyarakat. Sumarsono berharap semakin banyak petani yang mengikuti jejak Ibu Hasma, sehingga dampak positif dari zakat dapat dirasakan lebih luas di Kota Palopo.